Strategi Perusahaan Asuransi Insurtech Raih Pertumbuhan Kinerja pada 2025
Perusahaan asuransi berbasis teknologi atau insurtech optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan positif di tahun 2025. Dengan mengadopsi transformasi digital dan inovasi produk, insurtech berupaya memperluas pasar dan membangun kepercayaan konsumen.
PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) adalah salah satu pelaku insurtech yang yakin akan prospek cerah industri ini. Corporate Secretary YOII, M. Rahmat Dwiyanto, menyebutkan bahwa dukungan pemerintah terhadap transformasi digital dan target regulator untuk meningkatkan penetrasi asuransi menjadi faktor pendukung utama.
“Kami fokus menyediakan produk yang sesuai dengan gaya hidup masyarakat, seperti asuransi perjalanan, kendaraan bermotor, dan asuransi mikro,” ujar Rahmat pada Selasa (14/1).
YOII juga tengah mengembangkan aplikasi “insurance wallet” yang dirancang untuk mempermudah layanan klaim dan memberikan informasi produk secara praktis. Salah satu inovasi unggulan mereka adalah produk “bite-sized insurance”, yakni perlindungan spesifik dengan jangka waktu pendek dan premi terjangkau.
Pada 2025, YOII menargetkan pertumbuhan pendapatan premi hingga Rp 430 miliar, meningkat 30% dibandingkan target tahun sebelumnya yang mencapai Rp 320 miliar.
Teknologi sebagai Pendorong Utama Pertumbuhan Insurtech
PT Asuransi Simas Insurtech mengakui bahwa teknologi memegang peranan penting dalam pengembangan sektor ini. Direktur Utama Simas Insurtech, Teguh Aria Djana, mengatakan bahwa digitalisasi memungkinkan analisis data yang lebih cepat, deteksi risiko yang akurat, dan pencegahan klaim palsu.
“Personalisasi produk kini lebih mudah dilakukan, sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi dengan lebih baik,” kata Teguh pada Rabu (15/1). Produk seperti asuransi berbasis gaya hidup, cyber insurance, dan pet insurance dirancang untuk menarik perhatian generasi milenial dan Gen Z yang mendominasi pangsa pasar.
Simas Insurtech juga memanfaatkan media sosial, aplikasi digital, dan komunitas untuk meningkatkan literasi asuransi di masyarakat. Tantangan seperti penurunan daya beli tidak membuat perusahaan pesimis, melainkan menjadi peluang untuk menciptakan produk yang lebih terjangkau dan relevan.
Pada 2025, Simas Insurtech menargetkan pertumbuhan pendapatan premi sebesar Rp 5 triliun, meningkat 30% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Industri insurtech di Indonesia terus berkembang pesat melalui inovasi digital dan fokus pada kebutuhan konsumen. Perusahaan seperti YOII dan Simas Insurtech memanfaatkan teknologi untuk menciptakan produk yang relevan, fleksibel, dan mudah diakses. Dengan strategi yang tepat dan adaptasi terhadap dinamika pasar, target pertumbuhan kinerja positif di 2025 menjadi hal yang sangat mungkin dicapai.