Laba Bank Negara Indonesia (BBNI) Tumbuh 4,03% Hingga November 2024
Jakarta, KeuanganIndonesia.com – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatatkan laba sebesar Rp 19,81 triliun sepanjang tahun 2024 hingga November, tumbuh 4,03% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Laba ini menunjukkan kinerja positif meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi yang dinamis.
Pertumbuhan Laba yang Stabil di Tahun 2024
Laba yang tercatat pada November 2024 hampir serupa dengan kinerja pada bulan sebelumnya. Pada Oktober 2024, laba BNI tercatat tumbuh 4,28% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun ada beberapa tantangan, bank yang berkode emiten BBNI ini berhasil mempertahankan pertumbuhan yang stabil.
Pendapatan Non-Bunga Mendorong Kinerja Positif
Salah satu faktor pendorong utama pertumbuhan laba BNI adalah pendapatan non-bunga, yang tercatat mengalami peningkatan signifikan sebesar 14,75% YoY menjadi Rp 19,22 triliun. Pendapatan non-bunga yang besar ini berkontribusi besar terhadap kinerja bank meskipun ada tekanan dari sisi pendapatan bunga.
Tantangan Cost of Fund dan Koreksi Pendapatan Bunga Bersih
Namun, BNI masih menghadapi tantangan dari cost of fund yang tinggi, yang tercermin dalam terkoreksinya pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih BNI mengalami penurunan sebesar 3,86% YoY menjadi Rp 35,62 triliun. Meski demikian, penurunan ini lebih kecil dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 5,07% YoY.
Penurunan Beban Pencadangan yang Meningkatkan Laba
Di sisi lain, BNI mampu menurunkan beban pencadangan, yang menjadi salah satu faktor utama dalam menopang pertumbuhan laba bank. Beban pencadangan BNI yang tercatat pada November 2023 senilai Rp 7,89 triliun, berhasil diturunkan menjadi Rp 6,41 triliun pada November 2024.
Pencapaian Kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI
Per November 2024, BNI telah menyalurkan kredit senilai Rp 739,54 triliun, mengalami peningkatan dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat senilai Rp 666,49 triliun. Peningkatan kredit ini menunjukkan adanya permintaan yang kuat terhadap pembiayaan dari BNI.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI juga mengalami pertumbuhan meskipun tidak signifikan. DPK BNI tercatat tumbuh 6,96% YoY menjadi Rp 783 triliun pada November 2023. Dana murah, yang terdiri dari giro dan tabungan, tetap mendominasi DPK BNI senilai Rp 559 triliun, dengan rasio dana murah mencapai sekitar 71,39%.
Selain itu, total aset yang dimiliki BNI juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Secara tahunan, aset BNI naik sekitar Rp 96 triliun, menjadi Rp 1.072 triliun pada November 2024. Pertumbuhan aset ini mencerminkan kesehatan keuangan dan kemampuan BNI dalam mengelola sumber daya keuangannya.
Secara keseluruhan, BNI berhasil mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024 meskipun menghadapi berbagai tantangan ekonomi. Dengan pertumbuhan laba, peningkatan kredit, dan pengelolaan DPK yang baik, BNI tetap menunjukkan daya tahan dan kemampuan dalam mempertahankan posisi sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia.