Jasa Keuangan Indonesia Stabil di Tengah Ketidakpastian Global
OJK memastikan sektor jasa keuangan Indonesia tetap stabil meskipun menghadapi tantangan, seperti risiko geopolitik dan dinamika ekonomi global.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa sektor jasa keuangan Indonesia tetap stabil
meskipun menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, termasuk ketidakstabilan geopolitik dan dinamika perekonomian dunia.
Dalam laporannya, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menegaskan bahwa meskipun ketidakpastian global terus meningkat, sektor keuangan domestik Indonesia menunjukkan ketahanan yang solid.
Mahendra menyebutkan bahwa meski ketegangan geopolitik yang melibatkan wilayah Asia, Eropa, Timur
Tengah, dan Ukraina berdampak pada perekonomian global, kinerja ekonomi Indonesia tetap menunjukkan perkembangan positif.
Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Eropa telah menunjukkan pemulihan ekonomi yang lebih baik dari perkiraan sebelumnya, dengan indikator pasar tenaga kerja AS menguat dan produksi Tiongkok meningkat.
Selain itu, meskipun ada ketegangan perdagangan internasional yang dipicu oleh kemungkinan
kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS dan dampaknya terhadap perang dagang, OJK tetap optimis dengan prospek ekonomi Indonesia.
Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat mencapai 4,95% pada triwulan III 2024, OJK
memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan tetap stabil di atas 5%.
OJK juga menyoroti dampak dari penguatan kebijakan proteksionisme perdagangan global,
namun sektor jasa keuangan Indonesia diharapkan tetap dapat bertahan dan berkembang.
OJK akan terus memantau perkembangan geopolitik dan kondisi global, dan melakukan penilaian
terhadap dampaknya terhadap sektor keuangan domestik untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Pada kesempatan Dialog Akhir Tahun OJK dengan Industri Jasa Keuangan 2024, Ketua Dewan
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menekankan bahwa kontribusi sektor
jasa keuangan Indonesia tidak hanya terukur dari angka pertumbuhan, tetapi juga dari langkah-langkah konkret yang dapat mendukung program-program pemerintah.
Tindak Lanjut FGD
Mahendra berharap sektor jasa keuangan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dengan mendukung berbagai inisiatif strategis pemerintah, termasuk perluasan akses pembiayaan untuk UMKM, yang merupakan bagian dari ekosistem program Makan Bergizi Gratis (MBG). Selain itu, sektor ini juga diharapkan dapat mempercepat green finance, mengembangkan instrumen keuangan untuk hilirisasi industri, serta mendukung program pemerintah untuk menyediakan 3 juta rumah per tahun dengan dukungan finansial yang sesuai.
Dalam diskusi tersebut, industri jasa keuangan juga memberikan masukan agar sektor properti, termasuk produsen semen, baja, dan bahan konstruksi lainnya, mendapat perhatian lebih dalam mendukung program pembangunan rumah. Mereka juga menyoroti pentingnya pendalaman pasar dan likuiditas mata uang asing untuk menarik investasi dan mendukung hilirisasi industri, terutama bagi perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia.
Dialog Akhir Tahun OJK dengan Industri Jasa Keuangan ini merupakan kegiatan tahunan yang bertujuan untuk membangun komunikasi langsung antara Dewan Komisioner OJK dan pimpinan industri jasa keuangan. Kegiatan ini telah diselenggarakan secara rutin sejak Desember 2022 dan sudah memasuki tahun ketiga penyelenggaraannya.