KEUANGANINDONESIA | Berita Keuangan, Sumber Informasi Terbaru disini. EKONOMI Bank Mandiri Prediksi BI Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan 0,25 Persen

Bank Mandiri Prediksi BI Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan 0,25 Persen



Bank Mandiri Prediksi BI Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan 0,25 Persen

Bank Mandiri, salah satu lembaga keuangan terbesar di Indonesia, merilis proyeksi terbarunya terkait arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI). Dalam laporan ekonominya Honda4d Login Bank Mandiri memprediksi bahwa BI akan memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25 persen dalam waktu dekat.

Langkah ini diperkirakan akan diambil guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tekanan eksternal yang berasal dari ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi dunia.

Halaman depan kantor Bank Mandiri.

Prediksi ini muncul di tengah situasi di mana banyak bank sentral global mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter untuk merespons perlambatan aktivitas ekonomi pasca pandemi serta tekanan inflasi yang mulai mereda.


Bank Mandiri Prediksi BI Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan 0,25 Persen

Secara global, banyak negara tengah berupaya mengelola risiko inflasi yang sebelumnya melonjak akibat krisis energi dan gangguan rantai pasok. Namun memasuki pertengahan tahun 2025, tanda-tanda penurunan inflasi mulai terlihat di berbagai kawasan, termasuk Amerika Serikat dan Eropa.

Federal Reserve AS, misalnya, telah menahan kenaikan suku bunga dan bahkan memberi sinyal kemungkinan pemangkasan dalam beberapa bulan mendatang. Hal serupa juga terjadi di beberapa negara berkembang yang mulai melonggarkan kebijakan moneternya guna mendukung pemulihan domestik.

Honda4d Slot  Indonesia, sebagai bagian dari sistem ekonomi global, juga terdampak oleh pergerakan ini. Meskipun fundamental ekonomi nasional terbilang kuat, perlambatan ekspor, ketegangan geopolitik, dan pelemahan permintaan global memaksa pemerintah dan otoritas moneter untuk mengambil kebijakan antisipatif.


Alasan Bank Mandiri Memproyeksikan Pemangkasan Suku Bunga

Tim Ekonomi Bank Mandiri menyatakan bahwa peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin cukup besar apabila inflasi domestik tetap terkendali dan stabilitas nilai tukar rupiah bisa dijaga. Menurut mereka, ruang pelonggaran moneter mulai terbuka karena:

  1. Inflasi Menurun: Inflasi Indonesia per April 2025 tercatat di bawah 3 persen, masih dalam target Bank Indonesia yang sebesar 2-4 persen.

  2. Stabilitas Rupiah: Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS relatif stabil dalam tiga bulan terakhir, bahkan mengalami sedikit penguatan.

  3. Pertumbuhan Ekonomi Butuh Dukungan: Untuk mencapai target pertumbuhan 5,5 persen pada tahun 2025, stimulus kebijakan moneter sangat dibutuhkan.

  4. Suku Bunga Acuan Masih Relatif Tinggi: BI Rate saat ini berada pada level 6,25 persen, dan dianggap masih memiliki ruang untuk diturunkan tanpa menimbulkan risiko berlebihan.


Sikap Bank Indonesia: Hati-hati namun Adaptif

Bank Indonesia sendiri selama ini dikenal sangat berhati-hati dalam mengambil langkah terkait suku bunga. Fokus utama BI adalah menjaga stabilitas makroekonomi, termasuk inflasi, nilai tukar rupiah, dan arus modal. Oleh karena itu, meskipun ada tekanan untuk memangkas suku bunga, BI diperkirakan akan tetap memperhatikan indikator makro secara menyeluruh sebelum mengambil keputusan.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam beberapa pernyataan terakhir memang tidak secara eksplisit menyatakan akan menurunkan suku bunga. Namun, ia menyebut bahwa arah kebijakan moneter ke depan bersifat pro-stability and pro-growth, artinya BI siap menyesuaikan kebijakan jika kondisi ekonomi memerlukan dukungan lebih besar.


Dampak Pemangkasan Suku Bunga terhadap Perekonomian

Jika prediksi Bank Mandiri benar dan BI benar-benar memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, maka sejumlah dampak positif bisa diantisipasi:

  1. Meningkatkan Daya Beli Masyarakat: Penurunan suku bunga akan membuat bunga pinjaman lebih rendah, sehingga konsumsi rumah tangga bisa meningkat.

  2. Mendorong Kredit Perbankan: Perbankan cenderung lebih agresif menyalurkan kredit karena biaya dana lebih murah. Ini mendukung investasi dan kegiatan usaha.

  3. Menggerakkan Sektor Riil: Industri padat modal seperti manufaktur dan properti akan mendapatkan dorongan positif.

  4. Meningkatkan Kinerja Pasar Modal: Investor akan tertarik untuk menempatkan dananya di instrumen saham karena imbal hasil deposito menjadi lebih rendah.

  5. Mengurangi Beban Pelaku UMKM: UMKM yang sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga akan terbantu dengan cicilan pinjaman yang lebih ringan.


Risiko dan Tantangan yang Harus Diantisipasi

Namun demikian, pemangkasan suku bunga juga tidak lepas dari tantangan. Beberapa risiko yang harus diantisipasi antara lain:

  • Tekanan terhadap Rupiah: Pemangkasan suku bunga bisa membuat imbal hasil aset keuangan Indonesia kurang menarik dibanding negara lain, sehingga berisiko menekan nilai tukar.

  • Kenaikan Harga Komoditas Global: Jika harga energi dan pangan dunia kembali melonjak, tekanan inflasi bisa meningkat dan menyulitkan BI dalam mengelola stabilitas harga.

  • Perubahan Arah Kebijakan The Fed: Jika Federal Reserve AS kembali menaikkan suku bunga, arus modal asing dari Indonesia bisa keluar sehingga menimbulkan gejolak pasar keuangan.

Karena itu, pelonggaran moneter harus dilakukan secara terukur, bertahap, dan berbasis data.


Respon Pasar terhadap Prediksi Pemangkasan

Honda4d Pasar keuangan tampak menyambut positif sinyal pelonggaran suku bunga. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan dalam sepekan terakhir, terutama pada sektor perbankan dan properti. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga stabil di kisaran Rp15.600 – Rp15.800.

Pelaku pasar obligasi pun memperkirakan turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah jika suku bunga benar-benar diturunkan. Ini mencerminkan ekspektasi pelonggaran moneter yang mulai masuk dalam harga aset keuangan domestik.


Sektor yang Diuntungkan Jika Suku Bunga Turun

Beberapa sektor ekonomi diperkirakan akan menjadi penerima manfaat langsung jika suku bunga acuan dipangkas:

  1. Perbankan: Biaya dana menurun, sementara potensi penyaluran kredit meningkat.

  2. Properti dan Konstruksi: KPR dan pinjaman pembangunan akan lebih terjangkau.

  3. Manufaktur: Biaya pembiayaan modal kerja menjadi lebih rendah.

  4. Otomotif: Leasing dan pembiayaan kendaraan bisa tumbuh karena bunga lebih murah.

  5. UMKM dan e-commerce: Akses pembiayaan lebih mudah dan ringan.


Kesimpulan: Peluang Pemangkasan BI Rate Sangat Terbuka

Prediksi Bank Mandiri tentang kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia sebesar 0,25 persen menjadi sorotan penting dalam dinamika ekonomi nasional. Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari BI, sinyal-sinyal dari data makroekonomi dan situasi global mengarah pada kemungkinan tersebut.

Baca juga:Exchanger Kripto Terbesar Amerika Kena Ransomware

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *