Resmi Jabat Direktur BKI, Febriany Eddy Lepas Posisi CEO Vale
Pergantian posisi strategis di dunia korporasi nasional kembali menjadi sorotan. Kali ini datang dari salah satu tokoh perempuan paling berpengaruh di sektor pertambangan Indonesia, Febriany Eddy.
Ia resmi meninggalkan jabatannya sebagai CEO PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan menerima amanah baru sebagai Direktur PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
Langkah ini menandai babak baru dalam karier kepemimpinannya yang selama ini dikenal kuat, tegas, dan penuh terobosan.

Resmi Jabat Direktur BKI, Febriany Eddy Lepas Posisi CEO Vale
Resmi Jabat Direktur BKI, Febriany Eddy Lepas Posisi CEO Vale
Febriany Eddy dikenal luas sebagai salah satu pemimpin perempuan yang sukses menorehkan prestasi di industri tambang
yang selama ini cenderung didominasi oleh laki-laki. Ia meniti kariernya dengan penuh konsistensi dan integritas, dimulai dari berbagai posisi strategis di Vale, hingga akhirnya diangkat menjadi CEO pada tahun 2021.
Selama masa kepemimpinannya, ia berhasil mendorong berbagai inovasi, transformasi keberlanjutan, serta penguatan peran perusahaan dalam mendukung ekonomi hijau.
Dengan latar belakang pendidikan ekonomi dan keuangan, serta pengalaman korporasi lebih dari dua dekade, Febriany dinilai sebagai sosok pemimpin visioner yang mampu menjembatani kepentingan industri dan lingkungan secara seimbang.
Masa Kepemimpinan di PT Vale Indonesia
Di bawah kendali Febriany, PT Vale mengalami perubahan signifikan. Ia mendorong efisiensi operasional, mengembangkan inisiatif dekarbonisasi, serta menjalin kemitraan strategis dengan BUMN dan swasta untuk memperkuat rantai pasok nasional.
Tidak hanya fokus pada profit, Febriany juga menaruh perhatian besar pada pengembangan masyarakat di sekitar wilayah operasi Vale. Program pemberdayaan masyarakat
pendidikan, serta peningkatan kualitas hidup menjadi bagian dari pendekatan sosial Vale selama masa kepemimpinannya.
Salah satu capaian terbesarnya adalah proyek ekspansi pabrik pemurnian nikel (smelter) yang berbasis energi rendah karbon—mendukung ambisi Indonesia menjadi pemain kunci dalam ekosistem kendaraan listrik dunia.
Transisi Menuju Biro Klasifikasi Indonesia
Keputusan untuk beralih dari perusahaan tambang ke sektor maritim dan sertifikasi teknis di BKI menjadi langkah tak terduga
namun bukan tanpa alasan. Febriany sendiri menyatakan bahwa tantangan di sektor klasifikasi dan infrastruktur maritim nasional adalah hal baru yang ia sambut dengan semangat.
BKI adalah satu-satunya badan klasifikasi nasional yang bertugas memeriksa kelayakan kapal, instalasi lepas pantai, hingga sistem keamanan maritim lainnya. Peran BKI sangat strategis dalam mendukung Indonesia
sebagai negara maritim, terutama dalam upaya modernisasi pelabuhan dan peningkatan kualitas industri galangan kapal.
Dengan pengalaman memimpin perusahaan berskala global dan mengelola sumber daya alam yang kompleks
Febriany diharapkan membawa semangat baru di tubuh BKI untuk melakukan reformasi dan ekspansi bisnis ke ranah internasional.
Dukungan dan Apresiasi dari Industri
Perpindahan ini mendapat sambutan luas dari berbagai pihak. Banyak pihak memuji keberanian Febriany mengambil tanggung jawab baru di sektor yang berbeda. Hal ini dinilai sebagai bukti kapasitas kepemimpinan lintas industri yang dimilikinya.
Baca juga:OJK Beri Sanksi Administratif kepada PT Indo Mitra Sekuritas
Apresiasi juga datang dari Menteri BUMN Erick Thohir, yang menyatakan bahwa kehadiran pemimpin perempuan berintegritas seperti Febriany adalah aset besar bagi BUMN Indonesia.
“Kita butuh pemimpin yang tidak hanya paham operasional, tetapi juga mampu beradaptasi dan membuat terobosan. Febriany sudah membuktikan itu,” ujar Erick Thohir dalam sebuah kesempatan.
Tantangan Baru di BKI
Tantangan utama yang menanti Febriany di BKI adalah memperkuat posisi BKI di tengah persaingan dengan badan klasifikasi internasional seperti Lloyd’s Register, DNV, dan ABS. Saat ini, banyak perusahaan pelayaran nasional masih mengandalkan badan klasifikasi luar negeri untuk keperluan sertifikasi kapal.
Febriany diharapkan mampu membawa inovasi dalam digitalisasi proses klasifikasi, memperluas cakupan jasa BKI, serta meningkatkan akreditasi internasional agar badan klasifikasi nasional ini bisa bersaing di level global.
Tantangan lainnya adalah memperkuat sinergi BKI dengan Kementerian Perhubungan, pelaku industri maritim, dan sektor pendidikan untuk menciptakan SDM unggul di bidang klasifikasi dan inspeksi kelautan.
Refleksi atas Kepemimpinan Inklusif
Perjalanan karier Febriany Eddy juga menjadi cerminan dari pentingnya kepemimpinan yang inklusif dan adaptif. Ia dikenal sebagai pemimpin yang membuka ruang dialog, tidak alergi terhadap kritik, dan mampu membangun tim yang solid lintas generasi dan latar belakang.
Model kepemimpinannya diyakini mampu menginspirasi lebih banyak perempuan Indonesia untuk berani tampil di posisi strategis, terutama di sektor-sektor yang selama ini dianggap maskulin.
Febriany juga aktif mengangkat isu keberagaman dan keberlanjutan, termasuk mendorong kebijakan perusahaan yang ramah gender dan pro lingkungan.
Harapan Besar dari Masyarakat Maritim
Para pelaku industri pelayaran dan kelautan berharap kehadiran Febriany bisa membawa semangat perubahan yang nyata di tubuh BKI. Layanan klasifikasi kapal yang lebih cepat, transparan, dan akurat adalah harapan utama dari sektor industri.
Selain itu, mereka juga berharap agar BKI lebih agresif dalam membangun kerja sama dengan industri perkapalan, galangan kapal lokal, dan lembaga pendidikan tinggi untuk meningkatkan kapabilitas nasional di sektor maritim.
Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah dalam menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Langkah Selanjutnya untuk Vale Indonesia
Kepergian Febriany dari kursi CEO Vale tentu menimbulkan pertanyaan: siapa penggantinya dan bagaimana kelanjutan visi yang sudah ia bangun?
Dewan Direksi Vale telah menunjuk pelaksana tugas sementara sambil menunggu penunjukan CEO definitif.
Tantangan bagi penerusnya cukup besar, mengingat banyak proyek jangka panjang seperti pembangunan pabrik HPAL dan proyek hilirisasi masih berjalan.
Namun, dengan pondasi yang sudah ditinggalkan Febriany, Vale diperkirakan akan tetap berada di jalur yang tepat dalam mendukung program hilirisasi nasional dan transisi energi bersih.
Penutup: Babak Baru, Semangat Lama
Perjalanan karier Febriany Eddy menjadi simbol bahwa kepemimpinan yang kuat tidak dibatasi oleh sektor atau gelar. Perpindahan dari sektor pertambangan ke sektor maritim menunjukkan fleksibilitas dan keberanian untuk menjawab tantangan baru demi kontribusi yang lebih luas.
Sebagai Direktur BKI, Febriany diharapkan tidak
hanya memperkuat institusi, tetapi juga memperjuangkan transformasi industri maritim Indonesia agar lebih berdaya saing di tingkat global.
Dan bagi banyak perempuan Indonesia, langkahnya menjadi motivasi bahwa kepemimpinan tidak punya batas
selama ada visi, integritas, dan tekad yang kokoh untuk memberi makna lebih dalam setiap peran yang dijalani.