KEUANGANINDONESIA | Berita Keuangan, Sumber Informasi Terbaru disini. KEUANGAN Bos Mandiri Sekuritas Pede IHSG Bisa Rebound Usai Lebaran

Bos Mandiri Sekuritas Pede IHSG Bisa Rebound Usai Lebaran



Bos Mandiri Sekuritas Pede IHSG Bisa Rebound Usai Lebaran

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pergerakan positif pada perdagangan Selasa (25/3/2025), kembali bertengger di zona hijau pada level 6.249 per pukul 09.10 WIB. Kinerja ini menjadi angin segar setelah sebelumnya IHSG sempat terjun ke angka 5.967 pada sesi pertama perdagangan Senin (24/3). Pertanyaannya, bagaimana potensi pergerakan IHSG usai perayaan Idul Fitri tahun ini?

Bos Mandiri Sekuritas Pede IHSG Bisa Rebound Usai Lebaran

Bos Mandiri Sekuritas Pede IHSG Bisa Rebound Usai Lebaran

Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas (Mansek), Oki Ramadhana, menyatakan keyakinannya bahwa tren IHSG akan kembali mengalami penguatan setelah Hari Raya. Menurutnya, kinerja emiten-emiten saat ini memiliki fundamental yang jauh lebih kuat dibandingkan masa-masa sulit selama pandemi Covid-19. Ini menjadi salah satu alasan utama mengapa ia optimistis terhadap potensi rebound pasar saham nasional dalam waktu dekat.

“Fundamentalnya lebih bagus dari zaman Covid apa enggak? Waktu jaman Covid, semua fundamental perusahaan sedang tertekan. Tapi sekarang, 2–3 tahun kemudian, hampir semua emiten menunjukkan fundamental yang sangat baik,” ungkap Oki di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Selasa (25/3/2025).

Optimisme Berdasarkan Data Fundamental

Optimisme yang diungkapkan oleh Oki Ramadhana tidak muncul tanpa dasar. Ia menegaskan bahwa penurunan IHSG dalam beberapa waktu terakhir bukan disebabkan oleh penurunan kinerja emiten, melainkan lebih kepada faktor teknikal dan sentimen pasar, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Menurutnya, volatilitas harga saham tidak selalu mencerminkan kondisi sesungguhnya dari perusahaan-perusahaan tercatat.

“Penurunan harga saham itu masalah teknikal saja, bukan karena fundamental perusahaan. Jadi nggak perlu terlalu khawatir,” tambahnya.

Pentingnya Likuiditas dan Kepercayaan Investor

Lebih lanjut, Oki juga menyoroti pentingnya menjaga dan meningkatkan likuiditas di pasar saham domestik. Menurutnya, likuiditas menjadi salah satu faktor kunci dalam menjaga stabilitas pasar dan mengembalikan kepercayaan investor, khususnya investor institusi yang menjadi penopang besar dalam struktur pasar modal Indonesia.

Ia menyatakan bahwa Bursa Efek Indonesia (BEI) secara konsisten mendorong peningkatan likuiditas di pasar sebagai bagian dari strategi untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan di pasar modal nasional.

Baca juga:Intip Kurs Dollar-Rupiah di Bank Mandiri, BCA, BNI, dan BRI Hari Ini Senin (24/3)

“Yang paling penting itu masalah likuiditas. Bursa selalu menekankan bagaimana cara kita menambah likuiditas di pasar modal,” ujarnya.

Langkah-langkah strategis seperti peningkatan partisipasi emiten baru, mendorong transaksi ritel, hingga memperluas akses pasar terhadap investor asing juga menjadi bagian penting dari upaya pemulihan dan penguatan pasar modal Indonesia.

Koreksi IHSG dan Net Sell Asing

Meskipun terdapat optimisme dari pelaku pasar, data terbaru dari Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa IHSG

mengalami koreksi sebesar 3,95% pada periode 17–21 Maret 2025. Penurunan ini turut dibarengi dengan aksi

jual bersih (net sell) dari investor asing sebesar Rp 2,35 triliun pada penutupan perdagangan Jumat (21/3).

Sejak awal tahun 2025, investor asing tercatat telah melakukan jual bersih sebesar Rp 33,18 triliun. Hal ini menunjukkan adanya tekanan dari sisi arus modal asing yang perlu dicermati lebih lanjut.

“Perubahan terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 3,95% menjadi berada pada level 6.258,” jelas Kautsar.

Faktor Pendorong IHSG Pasca Lebaran

Terdapat beberapa faktor yang dapat mendorong penguatan IHSG usai Lebaran, antara lain:

  1. Kinerja Emiten Kuartal I 2025
    Perusahaan-perusahaan publik diperkirakan akan mulai merilis laporan keuangan kuartal pertama mereka setelah Lebaran. Jika hasil laporan menunjukkan pertumbuhan laba dan pendapatan yang solid, maka hal ini dapat menjadi katalis positif bagi IHSG.

  2. Kondisi Makroekonomi Nasional
    Stabilitas inflasi, penguatan rupiah, serta ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang tetap positif di tengah gejolak global menjadi faktor yang menopang sentimen pasar domestik.

  3. Kebijakan Pemerintah dan BI
    Dukungan pemerintah terhadap sektor riil serta kebijakan moneter dari Bank Indonesia, seperti suku bunga yang akomodatif, akan sangat memengaruhi arus dana masuk ke pasar modal.

  4. Sentimen Global
    Membaiknya situasi geopolitik dan turunnya tekanan dari suku bunga global akan membuka peluang masuknya kembali dana asing ke emerging markets seperti Indonesia.

Tantangan Tetap Ada

stabilitas nilai tukar rupiah dan menekan defisit neraca perdagangan yang bisa menghambat pertumbuhan pasar modal.

Selain itu, ketidakpastian global akibat konflik di Timur Tengah serta arah kebijakan suku bunga The Fed

masih menjadi faktor yang bisa memengaruhi pergerakan IHSG dalam jangka pendek.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, pernyataan dari Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana, menggambarkan pandangan

optimistis terhadap pergerakan pasar modal Indonesia pasca Lebaran 2025. Dengan catatan fundamental emiten yang terus membaik dan

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *